Sunday 12 June 2016

Proses pembuatan Film



Desember 1895, di sebuah kafe di Paris, orang duduk terpaku menonton film hidup pertama di dunia, yang diputar oleh dua bersaudara perancis, Louis dan Auguste Lumiere. Meski hanya beberapa adegan pendek yang sederhana, film itu mengawali zaman baru perfilman. Film-film pertama tidak bersuara (bisu). Jalan ceritanya di tulis dilayar. Seorang Pianis mengiringinya dengan musik-musik yang sesuai. Misalnyamusik cepat mengiringi adegan kejar-kejaran. Kemudian AS tampil sebagai produsen film terkemuka. Orang mulai memilih aktor dan aktris favoritnya. 

Para bintang film pertama pun di orbitkan, misalnya rudolph valentino. Tahun 1927 film panjang pertama yang bersuara diputar. Sejak itu penonton hanya tertarik pada film bersuara. Kemajuan teknik film berlanjut terus. Di AS, 95 % film dibuat di studio besar. Tahun 1950-an televisi menarik perhatian banyak penonton. Akibatnya, industri film menurun. Tapi belakangan film layar lebar populer lagi. Rusia, Jerman, Perancis dan Jepang juga memproduksi film yang mempengaruhi perfilm dunia. Selain itu, banyak pula bermunculan industri film nasional.

Charles Chaplin
Charlie Chaplin, Aktor Inggris (1889-1977) menciptakan sebuah figur film yang memikat jutaan hati penonton, yaitu gelandangan kecil bisu yang berjalan dengan lucu. Hollywood, iklim dan pemandangan California selatan di Amerika Serikat sangat ideal bagi pembuatan film. Tahun 1907-1913 distrik Hollywood di Los Angeles menjadi pusat industri film Amerika. Aktor film tidak selalu manusia, kingkong adalah sebuah model animasi.

Tempat syuting, para penata artistik mengatur tempat syuting film, mulai dari jalanan kota hingga rimba tropis dalam gedung besar, misalnya hanggar atau studio luar ruangan. Ratusan kru film terlibat dalam persiapan syuting. Jika semua persiapan sudah beres, tanda lampu merah bernyala dan para kru diberitahu untuk bersiap memulai opname. Kamera dan perekam suara mulai berputar, lalu sutradarapun berseru, “Action”.

Juru listrik senior dalam syuting film disebut gaffer (juru listrik). Tim penata rias dan busana menyiapkan penampilan aktris atau aktor untuk syuting. Penata artistik merancang tempat syuting dan memilih lokasi yang cocok untuk syuting di luar studio. Penata skenario bertugas mengatur adegan-adegan yang diambil secara acak, agar cocok satu sama lain. Ia memperhatikan detail tiap adegan agar tidak terjadi kesalahan ketika dimontase. Teknisi suara mengikuti para aktor dengan mikrofon yang terpasang pada ujung gagang panjang. Penata cahaya mengoperasikan lampu-lampu besar guna memastikan agar pencahayaan tampak alami dalam film. Pencahayaan tampak alami dalam film. Pencahayaan dibutuhkan di luar maupun di dalam studio. Produser memilih skrip (naskah) mencari dana pendukung, menentukan sutradara serta tim teknisnya, mengawasi syuting film  dan mengurus publikasi film. Sutradara mengarahkan penampilan para pemain dan sudut pengambilan gambar selama syuting serta menentukan gaya serta karakter film.

Ahli Sinematografi memimpin sebuah tim, termasuk operator kamera serta para asistennya. Ada asisten yang bertugas untuk menyetel kamera, memasang serta mengganti rol film dan menjaga agar kamera bergerak mulus (tanpa goncangan) di sepanjang rel. Berakting di layar lebar berbeda dari panggung. Dalam syuting jarak dekat, tiap gerak tampak jelas. Karena itu, para aktor harus memainkan perannya dengan ekspresi wajah yang cermat. Mereka harus bisa pula berakting tanpa mengikuti urutan adegan. Pemeran pengganti mengambil alih peran pemain dalam adegan berbahaya. Mereka mempertaruhkan nyawa dalam adegan seperti jatuh dari tempat tinggi, tabrakan mobil atau melompat dari kereta api yang sedang melaju.

Efek khusus menciptakan fantasi baru dalam film. Pada teknik proyeksi balik layar, sinematografer dari balik layar memproyeksikan gambar latar belakang. Lalu syuting aktor atau model (boneka) dilakukan dari depan, sehingga timbul kesan bahwa mereka berada dilokasi sebenarnya. Teknik ini dipakai sejak tahun 1913. Syutingpun bisa dilakukan lewat layar kaca. Bagian yang akan di syuting dari kaca dilukis cermat sehingga cocok dengan latar belakang. Terkadang model didekatkan ke kamera agar tampak lebih besar dari gambar dibelakangnya. Animasi ini mengesankan bahwa model itu hidup. Syuting bisa juga dilakukan lewat kaca yang dilukis dengan gambar pemandangan. Model yang mirip aslinya menghasilkan efek horor, seperti hiu di film Jaws (1975). Pesawat antariksa yang begitu meyakinkan di film Star Wars (1977) adalah model yang di film kan di studio.

Adegan terbang
Superwoman
Untuk membuat adegan superwoman terbang, para kru film mengambil dua rangkaian gambar. Yang satu menampilkan aktris dalam posisi terbang dan gambar lain yang diambil diatas pesawat adalah lanskap, tempat Superwoman seolah-olah terbang melintas, lalu di laboratorium optik khusus kedua rangkaian ini di gabung. Mula-mula para kru membuat film Superwoman pada latar belakang biru khusus, lalu film di atas dicetak pada film khusus berubah menjadi semacam masker hitam yang menyisakan bidang transparan yang bersosok Superwoman. Film masker itu dicetak lagi untuk memperoleh masker kedua dengan sosok Superwoman berwarna hitam dan latar belakang transparan. Selanjutnya kru film membuat film lanskap, tempat Superwoman seolah-olah terbang diatasnya. Cetak gabungan film lanskap dan film masker kedua menyisakan ruang yang akan di isi dengan adegan Superwoman. Superwoman yang terbang difilmkan di studio Aktris tiarap pada penyangga tersembunyi dengan latar belaknag biru. Kipas angin dipasang agar jubahnya melambai-lambai seolah-olah ia sedang terbang. Terakhir, laboratorium optik mencetak film masker pertama bersama adegan Superwoman terbang, sehingga ruang film lanskap terisi dengan sosok yang terbang.

Penyuntingan
Penyunting film memastikan semua potongan film sesuai dengan urutannya dan durasinya tepat. Tapi penyuntingan jauh lebih pelik dari itu. Penyunting yang baik bisa memperbaiki film dengan memotong adegan yang menghambat jalan cerita atau menyisipkan gambar close up (jarak dekat), sehingga suatu adegan tampak lebih dramatis. Menyunting merupakan proses kerja dengan keterampilan tinggi sutradara dan penyunting bekerja sama berjam-jam guna memperoleh kombinasi yang tepat untuk tiap adegan.

Pengisian Suara
Penyunting suara bertanggung jawab pada pengaturan suara dalam film. Suara dalam film terdiri atas dialog, musik, efek suara dan suara latar belakang. Setelah disunting, masing-masing suara itu harus diselaraskan dan digabungkan dalam sebuah pita master melalui proses pengisian suara (dubbing). Sambil menonton film, teknisi penyelaras suara (mixer) mengoperasikan panel kontrol suara untuk menyelaraskan serta mengatur tempo suara secara tepat.
 
Spielberg
Sutradara sering menjadi bintang dalam filmnya sendiri. Sutradara steven Spielberg (lahir 1946) pertama kali membuat film di usia 12 tahun. Setelah tamat dari perguruan tinggi, ia dikontrak oleh Universal Studios, Hollywood. Ia menjadi sutradara Amerika tersukses tahun 1990-an dengan karya-karya besar seperti Jaws (1975), E.T The Extra Terretrial (1982), The Jurassic Park (1993) dan Schindler’s List (1993).

Riwayat Film Dunia
1895 Film pertama di dunia dipertunjukkan di Paris
1905 Bioskop pertama di AS didirikan dan dinamai Nickelodeon karena harga ticketnya 1 nikel
1907 Hollywood didirikan
1927 The Jazz Singer (AS) adalah film panjang pertama dengan suara
1927 Sergei M.Einstein, Sutradara Rusia meluncurkan film berjudul October (Ten days That Shook The world) mengenai Revolusi Rusia
1928 Walt Disney (1901-1966) kartunis AS menciptakan karakter kartun yang amat populer, Mickey Mouse dalam film berjudul Steamboat Willie.
1939 Drama perang saudara AS berjudul Gone with the wind meraih sambutan luar biasa.
1960 Alfred Hitchcock, sutradara film tegang dari Inggris, meluncurkan filmnya yang ke-50 berjudul Psycho.

No comments:

Post a Comment