Desember 1895, di
sebuah kafe di Paris, orang duduk terpaku menonton film hidup pertama di dunia,
yang diputar oleh dua bersaudara perancis, Louis dan Auguste Lumiere. Meski
hanya beberapa adegan pendek yang sederhana, film itu mengawali zaman baru
perfilman. Film-film pertama tidak bersuara (bisu). Jalan ceritanya di tulis
dilayar. Seorang Pianis mengiringinya dengan musik-musik yang sesuai.
Misalnyamusik cepat mengiringi adegan kejar-kejaran. Kemudian AS tampil sebagai
produsen film terkemuka. Orang mulai memilih aktor dan aktris favoritnya.
Para
bintang film pertama pun di orbitkan, misalnya rudolph valentino. Tahun 1927
film panjang pertama yang bersuara diputar. Sejak itu penonton hanya tertarik
pada film bersuara. Kemajuan teknik film berlanjut terus. Di AS, 95 % film
dibuat di studio besar. Tahun 1950-an televisi menarik perhatian banyak
penonton. Akibatnya, industri film menurun. Tapi belakangan film layar lebar
populer lagi. Rusia, Jerman, Perancis dan Jepang juga memproduksi film yang
mempengaruhi perfilm dunia. Selain itu, banyak pula bermunculan industri film
nasional.
|
Charles Chaplin |
Charlie Chaplin, Aktor
Inggris (1889-1977) menciptakan sebuah figur film yang memikat jutaan hati
penonton, yaitu gelandangan kecil bisu yang berjalan dengan lucu. Hollywood,
iklim dan pemandangan California selatan di Amerika Serikat sangat ideal bagi
pembuatan film. Tahun 1907-1913 distrik Hollywood di Los Angeles menjadi pusat
industri film Amerika. Aktor film tidak selalu manusia, kingkong adalah sebuah
model animasi.
Tempat syuting, para
penata artistik mengatur tempat syuting film, mulai dari jalanan kota hingga
rimba tropis dalam gedung besar, misalnya hanggar atau studio luar ruangan.
Ratusan kru film terlibat dalam persiapan syuting. Jika semua persiapan sudah
beres, tanda lampu merah bernyala dan para kru diberitahu untuk bersiap memulai
opname. Kamera dan perekam suara mulai berputar, lalu sutradarapun berseru, “Action”.
Juru
listrik senior dalam syuting film disebut gaffer (juru listrik). Tim penata
rias dan busana menyiapkan penampilan aktris atau aktor untuk syuting. Penata
artistik merancang tempat syuting dan memilih lokasi yang cocok untuk syuting
di luar studio. Penata skenario bertugas mengatur adegan-adegan yang diambil
secara acak, agar cocok satu sama lain. Ia memperhatikan detail tiap adegan
agar tidak terjadi kesalahan ketika dimontase. Teknisi suara mengikuti para
aktor dengan mikrofon yang terpasang pada ujung gagang panjang. Penata cahaya
mengoperasikan lampu-lampu besar guna memastikan agar pencahayaan tampak alami
dalam film. Pencahayaan tampak alami dalam film. Pencahayaan dibutuhkan di luar
maupun di dalam studio. Produser memilih skrip (naskah) mencari dana pendukung,
menentukan sutradara serta tim teknisnya, mengawasi syuting film dan mengurus publikasi film. Sutradara
mengarahkan penampilan para pemain dan sudut pengambilan gambar selama syuting
serta menentukan gaya serta karakter film.
Ahli Sinematografi
memimpin sebuah tim, termasuk operator kamera serta para asistennya. Ada
asisten yang bertugas untuk menyetel kamera, memasang serta mengganti rol film
dan menjaga agar kamera bergerak mulus (tanpa goncangan) di sepanjang rel.
Berakting di layar lebar berbeda dari panggung. Dalam syuting jarak dekat, tiap
gerak tampak jelas. Karena itu, para aktor harus memainkan perannya dengan
ekspresi wajah yang cermat. Mereka harus bisa pula berakting tanpa mengikuti
urutan adegan. Pemeran pengganti mengambil alih peran pemain dalam adegan
berbahaya. Mereka mempertaruhkan nyawa dalam adegan seperti jatuh dari tempat
tinggi, tabrakan mobil atau melompat dari kereta api yang sedang melaju.
Efek
khusus menciptakan fantasi baru dalam film. Pada teknik proyeksi balik layar,
sinematografer dari balik layar memproyeksikan gambar latar belakang. Lalu
syuting aktor atau model (boneka) dilakukan dari depan, sehingga timbul kesan
bahwa mereka berada dilokasi sebenarnya. Teknik ini dipakai sejak tahun 1913.
Syutingpun bisa dilakukan lewat layar kaca. Bagian yang akan di syuting dari
kaca dilukis cermat sehingga cocok dengan latar belakang. Terkadang model
didekatkan ke kamera agar tampak lebih besar dari gambar dibelakangnya. Animasi
ini mengesankan bahwa model itu hidup. Syuting bisa juga dilakukan lewat kaca
yang dilukis dengan gambar pemandangan. Model yang mirip aslinya menghasilkan efek
horor, seperti hiu di film Jaws (1975).
Pesawat antariksa yang begitu meyakinkan di film Star Wars (1977) adalah model yang di film kan di studio.
Adegan terbang
|
Superwoman |
Untuk
membuat adegan superwoman terbang, para kru film mengambil dua rangkaian
gambar. Yang satu menampilkan aktris dalam posisi terbang dan gambar lain yang
diambil diatas pesawat adalah lanskap, tempat Superwoman seolah-olah terbang
melintas, lalu di laboratorium optik khusus kedua rangkaian ini di gabung.
Mula-mula para kru membuat film Superwoman pada latar belakang biru khusus,
lalu film di atas dicetak pada film khusus berubah menjadi semacam masker hitam
yang menyisakan bidang transparan yang bersosok Superwoman. Film masker itu
dicetak lagi untuk memperoleh masker kedua dengan sosok Superwoman berwarna
hitam dan latar belakang transparan. Selanjutnya kru film membuat film lanskap,
tempat Superwoman seolah-olah terbang diatasnya. Cetak gabungan film lanskap
dan film masker kedua menyisakan ruang yang akan di isi dengan adegan
Superwoman. Superwoman yang terbang difilmkan di studio Aktris tiarap pada
penyangga tersembunyi dengan latar belaknag biru. Kipas angin dipasang agar
jubahnya melambai-lambai seolah-olah ia sedang terbang. Terakhir, laboratorium
optik mencetak film masker pertama bersama adegan Superwoman terbang, sehingga
ruang film lanskap terisi dengan sosok yang terbang.
Penyuntingan
Penyunting
film memastikan semua potongan film sesuai dengan urutannya dan durasinya
tepat. Tapi penyuntingan jauh lebih pelik dari itu. Penyunting yang baik bisa
memperbaiki film dengan memotong adegan yang menghambat jalan cerita atau
menyisipkan gambar close up (jarak
dekat), sehingga suatu adegan tampak lebih dramatis. Menyunting merupakan
proses kerja dengan keterampilan tinggi sutradara dan penyunting bekerja sama
berjam-jam guna memperoleh kombinasi yang tepat untuk tiap adegan.
Pengisian Suara
Penyunting
suara bertanggung jawab pada pengaturan suara dalam film. Suara dalam film terdiri
atas dialog, musik, efek suara dan suara latar belakang. Setelah disunting,
masing-masing suara itu harus diselaraskan dan digabungkan dalam sebuah pita
master melalui proses pengisian suara (dubbing).
Sambil menonton film, teknisi penyelaras suara (mixer) mengoperasikan panel kontrol suara untuk menyelaraskan serta
mengatur tempo suara secara tepat.
Spielberg
Sutradara
sering menjadi bintang dalam filmnya sendiri. Sutradara steven Spielberg (lahir
1946) pertama kali membuat film di usia 12 tahun. Setelah tamat dari perguruan
tinggi, ia dikontrak oleh Universal Studios, Hollywood. Ia menjadi sutradara
Amerika tersukses tahun 1990-an dengan karya-karya besar seperti Jaws (1975), E.T The Extra Terretrial (1982), The Jurassic Park (1993) dan Schindler’s List (1993).
Riwayat Film Dunia
1895 Film pertama di dunia dipertunjukkan
di Paris
1905 Bioskop pertama di AS didirikan
dan dinamai Nickelodeon karena harga ticketnya 1 nikel
1907 Hollywood didirikan
1927 The
Jazz Singer (AS) adalah film panjang pertama dengan suara
1927 Sergei M.Einstein,
Sutradara Rusia meluncurkan film berjudul October (Ten days That Shook The world) mengenai Revolusi Rusia
1928 Walt Disney (1901-1966)
kartunis AS menciptakan karakter kartun yang amat populer, Mickey Mouse dalam
film berjudul Steamboat Willie.
1939 Drama perang saudara AS
berjudul Gone with the wind meraih sambutan luar biasa.
1960 Alfred Hitchcock,
sutradara film tegang dari Inggris, meluncurkan filmnya yang ke-50 berjudul Psycho.
Belum ada tanggapan untuk "Proses pembuatan Film"
Post a Comment