Sunday 5 June 2016

Teknik Cetak


Mesin cetak terbaru


Coba pikir, berapa kali kamu mengamati barang cetakan dalam sehari? Hasil cetakan tulisan dan gambar telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita dapat melihat hasil cetakan pada iklan, surat kabar, baju, rambu jalan, dan buku. Kini hal itu di anggap lumrah. Tapi ketika teknik cetak belum ditemukan, semua informasi harus ditulis dengan tangan. Padahal orang yang mendapat kesempatan pendidikan hanya sedikit. Penemuan teknik cetak menimbulkan revolusi. Banyak salinan tulisan dan gambar yang sama dapat dibuat secara cepat dan murah dengan teknik cetak.

Mesin cetak bayangan terbalik dari benda asli di kertas, karton dan bahan lain. Di masa awal teknik cetak, pencetak biasanya menyusun huruf pada logam “panas”. Jadi untuk satu halaman terpasang banyak cetakan logam, yang tiap cetakan mencetak satu huruf atau sebaris teks. Kini bayangan terbalik dari satu halaman penuh dapat langsung dicetak pada lembaran film transparan. Untuk mempercepat proses percetakan di gunakan komputer.

Sejarah teknik cetak
Tahun 868 orang Cina Mencetak buku dengan balok-balok kayu yang di ukir. Sekitar tahun 1440 Johannes Guttenberg dari Jerman mengembangkan teknik cetak dengan huruf-huruf lepas. Huruf demi huruf disusun menjadi kata atau kalimat, lalu di cetak dengan alat cetak yang ditekan dengan tangan (kanan). Teknik dipakai selama 350 tahun sampai ditemukannya mesin cetak yang memudahkan pencetakan buku.

1.      Typesetting (susun Huruf)
 Untuk menyusun huruf sebuah buku, teks dari buku di ketik di komputer. Komputer lalu mengirim isyarat ke mesin cetak laser untuk mencetak teks itu ke film, suatu jenis bahan plastik yang peka cahaya.

2.     Separasi Warna
Seluruh warna dan gambar di buku bisa di cetak ulang dengan hanya menggunakan empat warna tinta. Tiap warna dicetak pada sebuah lempengan film. Proses ini di sebut separasi (pemisahan) warna. Caranya, semua gambar dipasang pada drum yang berputar. Sinar laser menyinari gambar 4 kali, 1 kali untuk tiap separasi.

3.     Mesin Cetak
Lempeng pencetak dibuat secara fotografis, dengan menyorotkan sinar ke film teks dan film warna hingga detail-detail film terekam. Oleh lapisan lempeng peka cahaya. Tiap lempeng diberi zat kimia guna memunculkan gambar cetakan, lalu dipasang pada rol mesin cetak. Seluruhnya ada 4 lempeng, dengan 4 warna tinta. Kertas melewati keempat lempeng bertinta bergantian. Satu persatu lempeng menambahkan keempat warna. Rol-rol mesin cetak melindas semua lempeng dan menjaganya agar tetap basah dengan tinta baru. Kertas muncul di ujung mesin cetak dengan warna lengkap. Cetakan empat warna, semua warna di halaman buku dibuat dari titik-titik yang dicetak hanya dari 4 warna tinta : kuning, magenta (merah kebiruan), sian (biru kehijauan) dan hitam. Lebih banyak warna kadang dipakai guna menghasilkan cetakan bermutu tinggi. Tapi cetakan seperti itu butuh biaya banyak, sebab umumnya mesin cetak hanya mencetak 4 warna.

No comments:

Post a Comment