Tuesday, 7 June 2016

BIOGRAFI KI HAJAR DEWANTARA



Namanya melekat pada dunia pendidikan Indonesia. Itulah Ki Hajar Dewantara, perintis pendidikan nasional Indonesia. Setiap tanggal 2 Mei kita merayakan Hari Pendidikan Nasional. Tanggal ini adalah tanggal lahir Ki Hajar Dewantara. Kini jejaknya dapat kita lihat di seluruh tanah air, yakni perguruan Taman Siswa. Dewantara menerapkan suatu sistem pendidikan yang dijiwai prinsip-prinsip Tut Wuri Handayani (dibelakang, memberi semangat), ing madia mangunkarsa (ditengah, membangun motivasi) dan ing ngarsa sung tulada (didepan, memberi teladan).

Cita-cita dan prinsip pendidikannya dapat kita lihat dalam Dasar-dasar pendidikan  dan pengajaran di sekolah (UU No. 4/1950). Atas jasanya di bidang pendidikan, Universitas Gajah Mada menganugerahinya gelar doktor honoris causa. Sebagai salah satu tokoh politik, ia menjadi salah satu tonggak utama pergerakan kemerdekaan Indonesia. Selama 4 tahun ia harus tinggal di pembuangan (Belanda) karena di anggap memicu gerakan revolusioner menentang Belanda. Tapi di pembuangan pun ia masih sempat menuntut ilmu hingga meraih ijazah guru (Middlebare Acte)

Ki Hajar Dewantara
Dunia pers pernah juga di geluti nya. Ada puluhan harian dan majalah yang pernah menjadi saluran perjuangannya di bidang pendidikan dan pergerakan kemerdekaan. Secara anumerta ia pernah diangkat sebagai Ketua Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan mendapat anugerah Perintis Pers Indonesia.

Taman Siswa
Meskipun mendapat tantangan dari penguasa Belanda maupun Jepang pada masa perang dunia II, tekad Ki Hajar Dewantara untuk mencerdaskan generasi muda tidak pernah padam. Perguruan Taman Siswa kini tumbuh subur di tanah air dan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Perguruan itu berawal dari sebuah taman kanak-kanak yang didirikan Ki Hajar Dewantaran pada tanggal 3 Juli 1922.

 Tiga Serangkai
Bersama dengan pahlawan nasional Douwes Dekker ( 1879-1950 ) dan pahlawan pergerakan kebangsaan dr. Cipto Mangunkusumo ( 1886-1943 ), Ki Hajar Dewantara mendirikan partai revolusioner, indische partij, pada tanggal 25 Desember 1912. Ketiga tokoh pimpinan partai ini dikenal dengan nama “tiga serangkai”. Ketiganya diasingkan ke Belanda. Tetapi di pengasingan pun mereka tetap melancarkan perjuangan politik melalui tulisan di surat kabar Belanda.

Empat Serangkai
Pada masa Jepang (1942), Ki Hajar Dewantara bersama Ir. Soekarno, DR. Mohammad Hatta dan Kiai Haji Mas Mansur (1896-1946) memimpin pusat tenaga rakyat (Putera) , himpunan semua organisasi, perkumpulan dan partai yang ada ketika itu. Keempat pemimpin ini terkenal dengan nama “Empat Serangkai”. Putera bubar pada tahun 1944. Ki Hajar Dewantara diangkat oleh Jepang menjadi anggota Kantor Urusan Pengajaran dan Pendidikan. Setelah Proklamasi Kmerdekaan (1945), ia menjadi menteri pengajaran.

Biografi Ki Hajar Dewantara
·         1889 Lahir di Yogyakarta
·         1912 Mendirikan Indische Partij
·         1913 diasingkan ke Belanda
·         1915 Meraih ijazah guru (Middlebare Acte)
·         1918 Mendirikan kantor berita Indonesische Persbureau di Belanda
·         1919 kembali ketanah air
·         1921 Menjadi guru di perguruan Adhi Dharmo
·         1922 Mendirikan Perguruan Taman Siswa
·         1942 Memimpin Putera
·         1946 Ketua Panitia Penyelidik Pengajaran
·         1959 Wafat di Yogyakarta, lalu diangkat secara anumerta sebagai Ketua Kehormatan PWI dan dianugerahi gelar pahlawan Kemerdekaan Nasional
·         1976 Dianugerahi tanda jasa Perintis Pers Indonesia


No comments:

Post a Comment