|
Mesin cetak terbaru |
Coba pikir,
berapa kali kamu mengamati barang cetakan dalam sehari? Hasil cetakan tulisan
dan gambar telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita dapat melihat hasil
cetakan pada iklan, surat kabar, baju, rambu jalan, dan buku. Kini hal itu di
anggap lumrah. Tapi ketika teknik cetak belum ditemukan, semua informasi harus
ditulis dengan tangan. Padahal orang yang mendapat kesempatan pendidikan hanya
sedikit. Penemuan teknik cetak menimbulkan revolusi. Banyak salinan tulisan dan
gambar yang sama dapat dibuat secara cepat dan murah dengan teknik cetak.
Mesin cetak
bayangan terbalik dari benda asli di kertas, karton dan bahan lain. Di masa
awal teknik cetak, pencetak biasanya menyusun huruf pada logam “panas”. Jadi untuk
satu halaman terpasang banyak cetakan logam, yang tiap cetakan mencetak satu
huruf atau sebaris teks. Kini bayangan terbalik dari satu halaman penuh dapat
langsung dicetak pada lembaran film transparan. Untuk mempercepat proses
percetakan di gunakan komputer.
Sejarah
teknik cetak
Tahun 868
orang Cina Mencetak buku dengan balok-balok kayu yang di ukir. Sekitar tahun
1440 Johannes Guttenberg dari Jerman mengembangkan teknik cetak dengan huruf-huruf
lepas. Huruf demi huruf disusun menjadi kata atau kalimat, lalu di cetak dengan
alat cetak yang ditekan dengan tangan (kanan). Teknik dipakai selama 350 tahun
sampai ditemukannya mesin cetak yang memudahkan pencetakan buku.
1.
Typesetting
(susun Huruf)
Untuk
menyusun huruf sebuah buku, teks dari buku di ketik di komputer. Komputer lalu
mengirim isyarat ke mesin cetak laser untuk mencetak teks itu ke film, suatu
jenis bahan plastik yang peka cahaya.
2.
Separasi
Warna
Seluruh
warna dan gambar di buku bisa di cetak ulang dengan hanya menggunakan empat
warna tinta. Tiap warna dicetak pada sebuah lempengan film. Proses ini di sebut
separasi (pemisahan) warna. Caranya, semua gambar dipasang pada drum yang
berputar. Sinar laser menyinari gambar 4 kali, 1 kali untuk tiap separasi.
3.
Mesin Cetak
Lempeng
pencetak dibuat secara fotografis, dengan menyorotkan sinar ke film teks dan
film warna hingga detail-detail film terekam. Oleh lapisan lempeng peka cahaya.
Tiap lempeng diberi zat kimia guna memunculkan gambar cetakan, lalu dipasang
pada rol mesin cetak. Seluruhnya ada 4 lempeng, dengan 4 warna tinta. Kertas melewati
keempat lempeng bertinta bergantian. Satu persatu lempeng menambahkan keempat
warna. Rol-rol mesin cetak melindas semua lempeng dan menjaganya agar tetap
basah dengan tinta baru. Kertas muncul di ujung mesin cetak dengan warna
lengkap. Cetakan empat warna, semua warna di halaman buku dibuat dari
titik-titik yang dicetak hanya dari 4 warna tinta : kuning, magenta (merah kebiruan),
sian (biru kehijauan) dan hitam. Lebih banyak warna kadang dipakai guna
menghasilkan cetakan bermutu tinggi. Tapi cetakan seperti itu butuh biaya
banyak, sebab umumnya mesin cetak hanya mencetak 4 warna.
Belum ada tanggapan untuk "Teknik Cetak"
Post a Comment