Tuesday 7 June 2016

Kehidupan Desa


Ibu-Ibu di desa sedang menumbuk padi secara tradisional

Kamu benar jika membayangkan sebuah desa sebagai sebuah tempat di luar kota dengan panorama alam yang indah, lahan pertanian yang luas, serta penduduknya yang ramah dan penuh rasa kekeluargaan. Itulah ciri umum sebuah desa. Dalam administrasi pemerintah Indonesia, desa adalah daerah otonomi terendah yang dikepalai seorang kepala desa. Di Indonesia terdapat lebih dari 20.000 desa pantai dan pegunungan. 

Tulang punggung ekonomi desa umumnya terletak pada sektor pertanian, termasuk perikanan. Hasil pertanian mereka diperlukan oleh semua orang, baik penduduk desa itu sendiri maupun penduduk kota. Sebagian besar bahan pangan kita berasal dari desa. Tersedianya jaringan jalan raya serta sarana transportasi dan komunikasi memudahkan desa berhubungan dengan kota. Karenanya, perpindahan penduduk (migrasi) dari desa ke kota atau sebaliknya merupakan hal umum yang terjadi. Berbagai fasilitas moderen seperti listrik dan telepon , saat ini telah banyak masuk desa.

Gotong royong, pada umumnya warga desa bergotong royong mengelola desa mereka, baik pada kegiatan pertanian maupun kegiatan lain yang bersifat sosial. Pda gambar tampak penduduk desa sedang menumbuk padi bersama-sama. Dengan cara ini mereka merasakan kebersamaan dan keakraban dalam upaya mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Pasar tradisional, pasar di desa pada umumnya adalah pasar tradisional. Di sini berlaku sistem tawar menawar. Di samping sebagai tempat transaksi jual-beli, pasar desa berfungsi juga sebagai tempat berkumpulnya orang-orang untuk bertukar berita, sehingga mendekatkan penduduk satu sama lain.

Inpres desa tertinggal, tidak semua desa kaya akan sumber alam. Bagi desa yang miskin dan terbelakang, pemerintah Indonesia berupaya mengentaskannya, antara lain melalui program IDT (Inpres Desa Tertinggal). Program ini ditujukan untuk seluruh desa di Indonesia, baik desa pantai (nelayan) maupun desa pegunungan (petani).

Kampung naga, rumah-rumah panggung dari kayu dan bumbu dengan atap ijuk ini di huni oleh warga suka naga, di kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat. Suku naga adalah contoh dari sebuah masyarakat desa yang tetap mempertahankan adat istiadat nenek moyang. Rumah tersebut tidak dilengkapi dengan perabot, misalnya kursi dan meja. Mereka hanya menggelar tikar untuk duduk dan tidur. Permukiman ini mencerminkan kesederhanaan yang menjadi pandangan hidup mereka.

No comments:

Post a Comment