Tanggal
21 mei 1998 merupakan salah satu tanggal
bersejarah bagi Indonesia. Di tengah
krisis ekonomi dan maraknya demonstrasi
yang menuntut reformasi di segala bidang. Presiden Soeharto yang telah
berkuasa selama 32 tahun menyatakan mundur. Ia menyerahkan jabatannya kepada
wakilnya, Habibie.
Bacharudin jusuf habibie |
Sejak
itu, habibie yang semula lebih di kenal sebagai ahli pesawat terbang menjadi
presiden ke 3 RI. Tapi habibie hanya berkuasa sekitar 1 ½ tahun. Dalam masa
baktinya, ia berusaha melepaskan bangsa indonesia dari krisis. Pemerintahannya
dianggap berhasil mengantarkan Indonesia ke pemilu multipartai yang damai dan
pemilihan presiden yang demokratis tahun 1999. Namun ia tidak lepas dari
kritik. Kedekatannya dengan pemerintah lama menimbulkan keraguan berbagai
kalangan akan kemampuannya menjalankan reformasi, terutama menyangkut KKN.
Tidak jarang, kebijakannya di protes. Puncaknya, pertanggungjawabannya di depan
Sidang Umum MPR tahun 1999 di tolak majelis melalui voting. Ia pun mundur dari pencalonan
presiden periode 1999-2004. Ia kemudian di gantikan oleh presiden terpilih, KH
Abdurrahman Wahid (Gusdur).
Transisi,
suksesi jabatan presiden dari Soeharto kepada Habibie di Istana negara
menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menganggapnya sesuai dengan undang-undang.
Adapula yang menilainya tidak sah karena pengucapan sumpah dan janji presiden
harus berlangsung di hadapan MPR. Banyak kalangan menyebut Habibie presiden
transisi peralihan ke presiden baru yang dipilih dalam Sidang Umum MPR.
Ilmuwan
Pesawat N 250 |
Reputasi
Habibie sebagai ahli ilmu penerbangan diakui secara Internasional. Tidak heran
ia menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi empat kali berturut-turut
(1978-1998). Atas prakarsanya, didirikan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)
di Bandung. Habibie merancang berbagai jenis pesawat yang diproduksi IPTN :
pesawat bersayap NC-212, CN-235 dan N-250. Helikopter NBO-105, NAS-330,
NAS-332, NBK-117 dan Nbell-412
Biografi Bacharudin Jusuf
Habibie
1936 Lahir di Parepare,
Sulawesi Selatan
1965 Meraih gelar Doktor
Ingenieur dari Rheinisch Westfaelische Technische Hochsshule, Aachen, Jerman
1969 Bekerja pada Industri Pesawat
Komersil/Pesawat Militer di Messerchmid Boelkow Blohm (MBB), Jerman
1974 Diangkat menjadi
penasehat teknologi presiden RI
1976 Direktur pabrik pesawat
terbang PT. Nurtanio (IPTN)
1978 Menteri Negara Riset dan
Teknologi (hingga 1998)
1991 Ketua Umum Icmi
1998 Wakil Presiden RI (sejak
12 Maret)
1998 Presiden ke 3 RI ( sejak
21 Mei )
1999 Mengundurkan diri
sesudah pertanggungjawabannya di tolak MPR
No comments:
Post a Comment