Dalam
kehidupan sehari-hari perbedaan peran dan perilaku laki-laki dan perempuan
tidak pernah dipersoalkan. Hampir setiap orang beranggapan bahwa perbedaan itu
sangat alamiah. Misalnya ayah pergi bekerja ke kantor sedangkan ibu mengurusi
rumah tangga, memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Atau adik laki-laki
bermain mobil-mobilan sementara adik perempuan bermain boneka cantik. Sebagai
laki-laki kamu diajarkan tidak boleh cengeng sebaliknya sebagai perempuan kamu
tidak akan di cemoohkan jika mudah terharu. Perbedaan peran, perilaku, serta
perangai laki-laki dan perempuan seperti tersebut di atas yang secara turun
temurun diakui dan diterapkan disebut gender.
Gender dibentuk secara sosial budaya melalui sosialisasi.
Sosialisasi
Sosialisasi
atau penanaman nilai sosial yang kita alami sejak kecil, baik melalui keluarga
atau media massa seperti televisi dan surat kabar atau majalah, membuat kita
berpikir bahwa gender adalah sesuatu yang bersifat alamiah. Misalnya, pada saat
kita masih bayi, orang tua kita telah membedakan pakaian dan peralatan yang
kita pakai. Warna biru untuk bayi laki-laki dan warna merah jambu untuk bayi
perempuan. Karena gender ditanamkan melalui sosialisasi maka pemahaman mengenai
gender juga bisa diubah melalui sosialisasi pula, misalnya menanamkan bahwa
sikap mandiri perlu dimiliki baik oleh pria maupun wanita.
Seksualitas
Perbedaan
antara laki-laki dan perempuan secara fisik, misalnya kumis yang tumbuh pada
remaja pria atau payudara yang membesar pada remaja perempuan disebut perbedaan
jenis kelamin (seksualitas). Hingga abad ke 19 kesempatan bekerja dan mengenyam
pendidikan bagi perempuan masih terbatas. Akan tetapi, kini wanita telah
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bekerja diberbagai bidang pekerjaan
dan mengenyam pendidikan tinggi. Saat ini banyak pekerjaan yang awalnya hanya
dikerjakan pria telah dikerjakan wanita. Salah satu contoh adalah menjadi
komandan pesawat ulang alik.
Seksisme
Paham
yang dianut seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan pada keyakinan
bahwa jenis kelamin tertentu lebih rendah atau lebih jelek karena dikaitkan
dengan kemampuan sosialnya jika dibandingkan dengan jenis kelamin lain di sebut
seksisme. Contohnya, ada anggapan
bahwa wanita lebih lemah atau lebih rendah daripada pria sehingga hak-haknya
sangat dibatasi. Untuk meningkatkan hak dan derajat perempuan, partai politik
Indonesia mulai memperjuangkan hak politik perempuan.
Feminisme
Perbedaan
perlakuan berdasarkan gender seringkali menimbulkan ketidakadilan sosial antara
wanita dan pria. Keadaan ini melahirkan gerakan feminisme yakni gerakan sosial yang memperjuangkan hak-hak kaum
wanita.
Maskulinitas dan femininitas
Perbedaan
peran, perilaku dan perangai yang diharapkan masyarakat terhadap pria dan
wanita tercakup dalam perbedaan identitas sebagai laki-laki (maskulinitas) dan
identitas sebagai perempuan (femininitas). Karena gender dibentuk secara sosial
budaya, maka identitas gender (maskulinitas dan femininitas) berbeda pada
sejumlah masyarakat. Di masyarakat Indonesia misalnya maskulinitas ditandai
dengan ciri agresif , mandiri, dan aktif sedangkan femininitas ditandai dengan
ciri pasif, cantik, lemah lembut, namun sering bergosip.
No comments:
Post a Comment